Tuesday, April 30, 2013

IT'S A MAY DAY !!


Diam kosong menatap layar computer. Baru selesai meng-edit tulisan, ….Niatnya sih mau mulai posting untuk beauty blog, tapi kenapa jadi end up ngisi blog ini?. Ngelirik isi tabungan yang mulai menipis *tarik napas panjang BANGET* --> mungkin ini sebabnya!

Hari ini 1 Mei ya? Hari Buruh sedunia, gosipnya jadi hari libur nasional! (duh jangan kebanyakan libur nasional pak, gaji saya dipotong gara2 kebanyakan libur nasional !!) Gosipnya lagi…mau ada demo besar-besaran lagi. Sesebel-sebelnya kena macet gara-gara demo, pas mikirin penyebab demo ini kok jadi ga sesebel itu ya? Mungkin karena semacam buruh juga ya….(walaupun sekarang jadi setengah buruh/pekerja lepasan).

Setelah hampir 12 taun malang melintang di dunia media, tahun ini saya memutuskan untuk berhenti bekerja tetap (capek!) Capek ngadepin jalanan Jakarta yang ga masuk akal! Beberapa tawaran untuk bekerja tetap lagi di beberapa perusahaan ditolak mentah-mentah *gaya* dengan alasan capek! Plus malas menghadapi urusan dengan korporasi yang lebih bikin capek lagi! Karna neraca KESEIMBANGAN antara HAK sama KEWAJIBAN selalu berat sebelah…dan ini melelahkan.

Well, ga semua perusahaan tempat saya pernah bekerja sih ngeselin, tapi mostly! Sampai saat ini perusahaan favorit saya (tempat saya pernah bekerja tentunya) Femina Grup & Prambors Grup! Saya perlu mengacungkan jempol karena kesejahteraan karwayan cukup terjamin, karyawan ga pernah dibikin susah untuk keperluan perusahaan (sepertinya manajemen mengerti bahwa karyawan adalah asset!) --> ini mungkin bedanya perusahaan yg sudah establish sama yg engga. FG terutama, karyawan perempuan dikasih 1 hari libur ketika menstruasi!! Sekarang saya ngerti kenapa banyak orang yang hampir 30 taun kerja disana & banyak yg udah keluar masuk lagi.

Kalo ada yang terbaik pasti ada terparah dong ya, untuk saya yang paling parah sih perusahaan sebelum saya kerja terakhir. Saya cintaaa…cinta bangeeet sama majalah dimana saya bekerja sebagai Senior Beauty Editor. Sebuah majalah franchise dari Prancis yang sudah mendunia dan besar, sayang disini dipegang oleh perusahaan lokal dengan sistem managemen yang parah?! Parah karena gak bisa ngatur keseharian flow kerja! Untuk liputan gak ada mobil, jadi naik taksi dong…nanti diganti katanya (kalo inget) akhirnya saya sering males liputan, karena males ngeluarin duit untuk ongkos. Kalo udah gini kadang disuruh pake duit sekertaris redaksi dulu *ngok* Bukan itu aja derita si sekertaris kantor, segala aqua abis juga pake duit mbak sekertaris dulu….yang paling parah dari segala detail kecil yang ngeselin adalah THR saya terakhir sebelum keluar gak dibayar, plus ketika saya minta bukti pajak dari kantor katanya “Kita ga pernah bayarin pajak lo git..”(sms sang Direktur Operasional) HAH WTF?!? gimana maksud lo? Di kontrak sih, gaji dipotong pajak 2,5% ya…Sementara selama ini slip gaji pun gak pernah dikasih sih, jadi kita ga pernah tau gaji itu udah dipotong pajak apa ENGGA. Ok, dengan santainya saya jawab “ok, kalo gitu..nanti kalo gw dikejer2 sama kantor pajak lo tolong jelasin ya…”

Itulah sekilas balada Budak Korporate selama hampir 12 taun malang melintang di hampir 6 perusahaan media terbesar di Jakarta. Saya tau, sebagai karyawan saya bukan tipe karyawan yg rewel tentang hak dan kewajiban. Karena saya biasanya kerja di tempat yang saya suka/kagumi dan mengerjakan apa yg saya cintai, I love what I do and I do what I love…untuk itu saya tidak pernah rewel menuntut hak dan kewajiban, perhitungan mengenai jam kerja, load kerjaan plus duit ekstra yang harus keluar demi kelancaran kerjaan. Saya jalani dengan suka hati karna memang suka…tapi yang bikin nyesek, giliran ngomongin tentang kewajiban keras banget suaranya, tapi giliran ditanya hak ?? diam seribu bahasa macam sariawan klo gak oper aja sana sini macam bola!

Saya pikir saya sudah terbebas dari “perbudakan korporasi” dengan hanya menjadi kontributor, tapi ternyata belum…*ngelirik saldo rekening lagi untuk ke 10x-nya* Tanggal baru di bulan baru tapi tanda-tanda “transfer” belum juga muncul! *refresh lagi*…*refresh lagi* siapa tau mata saya salah…ternyata belum juga…*sedih* dalam hati saya bergumam (seandainya aja, teriakan lantang tentang HAK itu sama LANTANGNYA dengan TERIAKAN KEWAJIBAN yang harus saya penuhi ) --> hampir emosi, statusnya pekerja lepas tapi pusingnya sama ama pas jadi pekerja tetap! Di treakinnya sama, pusingnya sama, tuntutannya sama…dan GAJI SALAH ITUNG pun *teteup* sama!! bahkan yg sekarang blom masuk !! *ngok double* #eh…. What the hell am I thinkin’!!…waktu jadi karyawan aja gaji salah terus dipotongnya, apalagi sekarang yaa *seandainya aja saya lebih pinter*

Selama ini mungkin banyak perusahaan gak terlalu perduli dengan HAK karyawan dengan pemikiran “lo keluar 100 yang mau masuk” cari karyawan semudah cari kondom! Makanya beberapa perusahaan tidak merasa “aneh” dengan karyawan yang keluar masuk (belom tiga bulan juga udah caooo…) turnover tinggi ga pusing! *saya bingung* setau saya turnover tinggi itu lebih banyak merugikan perusahaan, secara budget, terutama image. Secara anaknya kepo, browsing dong pengen tau kebenaran teori saya dan ini rangkuman kutipan yang saya dapat hasil browsing  Yang memicu turnover tinggi: 1. Pekerjaan yang tidak sesuai minat atau keinginan, 2. Peluang karir lebih baik, 3. Hubungan Kerja. 4. Kepuasan dan penghargaan.

EFEK TURNOVER TINGGI: “Meskipun tampaknya mudah mencari karyawan, pertimbangkanlah untuk sesaat biaya kehilangan seorang karyawan yang berbakat. Ada biaya untuk mencari penggantinya. Biaya melatih penggantinya. Biaya karena tidak memiliki seseorang untuk melakukan pekerjaan itu sementara waktu. Kehilangan klien dan relasi yang telah dibina oleh orang tersebut. Kehilangan moril sejawat kerjanya. Kehilangan rahasia perusahaan yang mungkin sekarang dibocorkan oleh orang tersebut kepada perusahaan lain. Plus, tentu saja, kehilangan reputasi perusahaan. Setiap orang yang meninggalkan sebuah korporasi akan menjadi dutanya, entah tentang kebaikan atau keburukan.” (sumber: http://stanley.web.id/pengaruh-pemimpin-terhadap-turn-over-karyawan-di-perusahaan/)

Kenapa merugikan? ini perhitungannya: Andaikata suatu perusahaan memiliki rata-rata 800 tenaga kerja per bulan, di mana selama itu terjadi 16 kali karyawan keluar (accession) dan 24 kali pemecatan (separation). Maka accession rate adalah 16/800 x 100% = 2%, sedang separation rate adalah 24/800 x 100% = 3%. Dengan demikian tingkat replacement (penggantian) atau replacement rate adalah sama dengan accession rate yakni 2%. Sebab replacement (penggatian) atau replacement rate selalu harus seimbang dengan accession rate-nya. Hal ini berarti bahwa dengan keluarnya seorang pegawai/karyawan misalnya, harus segera diganti dengan seorang pegawai/karyawan baru sebagai penggantian (replacement). Tingkat replacement tersebut sering pula disebut net labour turnover, yang menekankan pada biaya perputaran tenaga kerja untuk menarik dan melatih karyawan pengganti.(sumber:http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/turnover-intentions-definisi-indikasi.html)

Niat abis ya nyari bahannya....iyaaa, .keseeel!!....:P:P

Saya jadi inget obrolan iseng saya dengan HRD yang (sok) asik , sesaat sebelum saya ijin jadi Kontributor “pak disini turnover-nya tinggi ya…banyak yang keluar masuk”…
”iya, tapi yang orang lama yang stay juga ada…” *gubrag, pingsan* ….intinya bukaan ituuuuh paaaaaaak….*hadeh* GAK HERAN SALAH TERUS MASUKIN LAPORAN GAJI SAYAH….. capek ah…laper…Selamat Hari Buruh !!

PS: demi kelancaran gaji yang masih nyangkut, maaf kalau nama perusahaan tidak dicantumkan.

It’s A MAY DAY….!!!!

No comments:

Post a Comment